Manado, PilarSulut.co - Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey diwakili Kepala Dinas Pariwisata Sulut Daniel Mewengkang membuka secara resmi kegiatan sosialisasi pengembangan potensi destinasi pariwisata yang dilaksanakan di Manado, Selasa (29/10/2019).
Dalam sosialisasi yang turut dihadiri perwakilan Dinas Pariwisata kabupaten dan kota se-Sulut ini, Mewengkang saat membacakan sambutan Gubernur Sulut mengatakan, sektor pariwisata Sulut saat ini berkembang pesat mengikuti arus globalisasi yang menuntut adanya peningkatan baik infrastruktur objek maupun daya tarik termasuk sumber daya manusia sebagai subjek dinamisasi.
“Sebagai sektor yang bersifat multiplier effect, pariwisata diharuskan menjaga sinkronisasi kebijakan nasional serta globalisasi yang semakin kompetitif,” kata Mewengkang.
Kadisparda Sulut menuturkan, pengembangan potensi destinasi pariwisata perlu memperhatikan 3A atau yang lebih dikenal dengan triple A.
“Accessibility yaitu akses masuk ke objek wisata agar cepat dan mudah, amenities yang berarti fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh wisatawan domestik maupun mancanegara dan attraction yaitu daya tarik dari objek wisata yang dapat dijual dan dinikmati oleh wisatawan,” ungkap Mewengkang.
Menurut Mewengkang, sebagai salah satu sektor unggulan di Sulut, maka pariwisata merupakan sektor yang paling kecil menimbulkan kerusakan karena prinsip pembangunan pariwisata adalah sustainable atau berkelanjutan. Lingkungan yang terjaga merupakan aset bagi pariwisata untuk mendatangkan wisatawan.
“Sustainable tourism development telah menjadi trend, yaitu pengembangan pariwisata dengan mempertimbangkan 3P: planet/alam, people/masyarakat, dan prosperity/kesejahteraan. Aspek people itu kita harus perhatikan apa keinginan wisatawan, lalu planet adalah bagaimana kita merawat dan menjaga tempat-tempat wisata, dan terakhir prosperity kita wajib perhatikan nilai-nilai ekonomis dari sebuah tempat wisata,” ungkap Mewengkang.
Lebih jauh, masih dalam sambutan, Kadisparda Sulut menjelaskan, pengembangan potensi destinasi wisata berbasiskan pariwisata berkelanjutan mengandalkan penduduk lokal desa dalam pengelolaannya. Untuk itu diharapkan partisipasi masyarakat dalam mewujudkannya.
“Oleh karena itu, kegiatan sosialisasi pengembangan potensi destinasi pariwisata ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan inovasi untuk mengembangkan destinasi pariwisata, menjadi keunggulan daerah dan sumber devisa bagi negara ini,” tutup Mewengkang. (*)