Manado, PilarSulut.co - Ekspor tuna dari Sulawesi Utara (Sulut) melalui hub port, penerbangan langsung (direct call) dari Bandara Sam Ratulangi Manado ke Bandara Narita, Jepang ternyata belum memenuhi standar.
Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Sulut usai pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2021-2026, di Hotel Luwansa Manado yang dilaksanakan Bappeda Provinsi Sulut.
"Eksport Tuna kita ke Jepang dari kaca mata semua belum optimal, mestinya jauh dari kapasitas yang sekarang. Dari satu sisi kita bersyukur karena secara de facto kita sudah jadi hub, karena tuna dari Bali, Maluku, Gorontalo bahkan dari Jakarta sudah lewat sini, kita jadi pemain utamanya."
"Makanya pak Gubernur inginkan agar tuna dari Sulawesi Utara (Sangihe) menurut informasi, menurut catatan mestinya tidak seperti sekarang ini, karena apa yang menjadi kendala harus kita cari solusinya. Karena mungkin teknologi. Kita juga dapat kendala di quality control, sehingga tuna kita tidak memenuhi syarat untuk dibawah ke Jepang karena masalah tadi, quality control, cool box nya, menjaga kesegarannya masih salah," jelas Wagub.
Oleh karenannya kata Steven Kandouw masalah tersebut harus diatasi oleh pihaknya dalam waktu dekat.
"Nah itu semua pelan-pelan harus kita atasi. Bagi saya bukan tangkapannya yang salah tapi teknologi belum seratus persen memenuhi standar," tegas Kandouw. (*)