Tutuyan, PilarSulut.co - Keluarga Korban kecelakaan yang dialami Aini Modeong (12) Warga Desa Molompar Timur, Kecamatan Belang, Minahasa Tenggara merasa, bahwa pihak Pondok Pesantren (Ponpes) Tebu Ireng VII yang berada di Desa Buyat, Kecamatan Kotabunan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), tanpa ada rasa tanggung jawab terkait santri mereka.
Pasalnya, sejak kecelakaan yang terjadi, Minggu (21/11/2021) lalu, belum juga ada tanda-tanda dari pihak Ponpes akan membantu soal biaya perawatan anaknya. Sedangkan Ibunya sangat merasa sedih setiap kali melihat anaknya selalu menahan sakit yang diderita.
"Saya titip anak saya di Ponpes dalam keadaan baik-baik saja, namun saya terima puteri saya dalam keadaan tak berdaya. Tanpa ada tanggung jawab dari pihak sekolah," sesal Fitri Pintorondo ibu korban sambil sembari menangis saat dijumpai media ini, Rabu (01/12/2021).
Sedangkan hasil Rontgen dari Rumah Sakit (RS) Ratatotok Mitra yang pertama kali menangani korban, menunjukkan bahwa tulang pada bagian paha kiri patah dan harus segera dioperasi RS di Kota Manado.
"Dokter menyarankan untuk melakukan Operasi di RS Siloam, karna harus ditanggani oleh dokter ahli tulang,” tambahnya.
Sementara itu, ia juga mengeluhkan, biaya operasi yang mencapai Rp. 30 juta, sedangkan BPJS milik mereka sudah tidak aktif. Belum juga, pihak sekolah yang terkesan abai tanggung jawab.
“So 11 hari sejak kita pe anak ada cilaka, sampe dengan saat ini pihak sekolah hanya janji akan menindaklanjuti. Sementara anak pe kaki lebe lama lebe parah,” jelasnya dengan logat.
Terpisah, Pengurus Ponpes Tebu Ireng VII, Ferawati Gonibala menjelaskan, kecelakaan yang dialami Aini di luar dugaan dan pantauan pihak sekolah. Menurutnya, meski pun mendapat tugas dari sekolah dan harus keluar area Ponpes, namun santri maupun santriwati keluar harus dijemput orang tua. Sementara, Aini dan rekannya keluar area Ponpes tanpa pemberitahuan kepada pihak guru.
"Pun kalau Aini yang datang meminta Izin, tidak mungkin kami kasih tanpa bersama dengan wali, karena itu sudah jadi ketentuan sekolah," jelasnya saat ditemui wartawan, Kamis (02/12/2021).
Lanjut Ferawati, pasca kecelakaan, pihak Ponpes lansung berkunjung ke rumah kakek Aini, melihat kondisi Aini usai mengalami kecelakaan. Saat ini Ponpes tengah memfasilitasi keluarga Aini dengan pemilik kendaraan yang dikendarai Aini untuk dimintai tanggung jawab.
“Walaupun Aini melanggar aturan, namun kami tetap berempati mengunjungi Aini, sebagai bentuk peduli dan tanggung jawab kami. Dan walaupun saat ini pihak Ponpes belum bisa memberikan bantuan dalam bentuk uang namun kami sedang mengupayakannya,” terangnya.
Sedangkan informasi didapat media ini saat mewawancarai Aini Modeong yang merupakan korban dalam kecelakaan ini, memaparkan sedikit kronologis kecelakaan yang menimpanya. Korban bersama temannya terpaksa keluar untuk foto-copy tugas dengan mengendarai sepeda motor milik ibu dari teman sekelasnya, Minggu (21/11/2021). Namun nahas, Aini dan rekannya mengalami kecelakaan saat diperjalanan. Akibatnya, tulang paha kiri Aini patah berdasarkan hasil pemeriksaan medis.
“Kita tinggal di dalam asrama Ponpes, kebetulan saat itu kita ada mo ba foto-copy tugas sekolah, karena tampa foto-copy jauh, jadi kita deng tamang ada pinjam itu ibu disitu pe motor kong bawa,” cerita Aini hanya terbaring menahan sakit.
Diketahui saat kejadian, Satpam yang biasa berjaga di pintu masuk, saat itu sedang tidak di tempat karena izin urusan keluarga, dan motor yang digunakan adalah milik dari orang tua teman sekolahnya yang berada di luar kompleks Ponpes.
Penulis: H.Mg02