MANADO, PILARSULUT.co - Gubernur Provinsi Sulut Prof DR (HC) Olly Dondokambey SE sangat menyayangkan peristiwa keracunan massal yang terjadi kepada 240 siswa SD yang ada di Kecamatan Lolak Kabupaten Bolmong, Senin (23/10/2023).
Menurut Gubernur Olly, setelah diteliti ternyata tidak semua yang minum susu itu keracunan. Karena kegiatan tersebut serentak dilaksanakan se Sulut.
"Hanya di Lolak terjadi keracunan. Mungkin mobil yang membawa susu tersebut terjemur di panas sehingga terjadi kontaminasi,” kata Gubernur Olly diwawancarai di lobi Kantor Gubernur Provinsi Sulut, Selasa (24/10/2023).
Karena itu, kedepan Gubernur Olly mengimbau sebelum dilaksanakan pembagian susu secara massal diperiksa dahulu oleh Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) layak atau tidak.
“Karena setelah dicek kadaluwarsa susu ternyata nanti berakhir tahun 2024,” kata Gubernur Olly.
Sebelumnya, Kepala Pangan Daerah Sulut Dr Jemmy Lampus menjelaskan pemberian susu gratis kepada siswa SD adalah program pemerintah pusat yang bersumber dari APBN.
“Pangan yang diberikan kepada para siswa tersebut merupakan Program GENIUS atau Gerakan Edukasi dan Pemberian Pangan Sehat Bergizi Untuk Siswa, dan ini program pusat yang disalurkan lewat pihak ketiga,” ungkap Kadis Lampus.
Menurutnya, Program GENIUS itu sudah mulai dijalankan. Bahkan, hingga hari ini telah sembilan kali diberikan.
“Ada lima kabupaten/kota di Sulut yang mendapatkan program tersebut. Tiap daerah dapat tiga SD. Ini sudah kesembilan kali dari 20 kali rencana pemberian,” ungkapnya.
Selain itu katanya, program GENIUS itu di Sulut diberikan kepada 2.552 siswa dan setiap pemberian menunya berbeda-beda.
“Ada 20 menu. Tapi pemberiannya berbeda-beda. Dengan komposisi protein tinggi low kategori. Untuk susu UHT 200 militer, ada rasa coklat atau rasa strawbery,” terangnya.
Pemberian bantuan gratis ini, kata dia, karena sesuai dengan penelitian bahwa banyak siswa SD ke sekolah tidak sarapan pagi.
“Untuk pemberian program ini dilakukan sebelum istirahat. Jadi masaknya subuh, jam 7 dibawa ke sekolah. Sebelum dibagikan dilakukan edukasi terlebih dulu, termasuk cara mencuci tangan yang benar,” jelasnya.
Dalam penyalurannya, sambung Lampus, selalu dilakukan pendampingan.
“Ada pendampingan dari Asosiasi Ilmu Pendidikan Gizi Indonesia Universitas Muhammadiyah untuk melihat dari sisi gizinya,” ungkapnya.
Diutarakannya, program tersebut diapresiasi karena menyangkut dengan pembentukan sel otak dari siswa-siswi.
“Mereka sesuai penelitian akan jadi pinter lah. Makanya disusunlah program ini,” pungkasnya.