MINUT, PILARSULUT.co - Kesuksesan Pilkada serentak tahun 2024 di Kabupaten Minahasa Utara (Minut) menjadi keinginan kita bersama, untuk itu dalam rangka mensukseskannya, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Minut terus menggelar sosialisasi dengan melibatkan Jurnalis dan Ormas.
Kegiatan dengan tema ‘Sosialisasi Partisipatif Bawaslu Kabupaten Minahasa Utara Kepada Jurnalis dan Ormas Pada Tahapan Pilkada Serentak 2024’, berlangsung di Hotel Sutanraja Selasa 25 Juni 2024.
Ketua Bawaslu Minut, Rocky M Ambar membuka kegiatan sosialisasi tersebut. Hadir sebagai pemateri yakni Kepala Kesbangpol Sulut, Ferry J Sangian, Ketua PWI Sulut, Vocke Lontaan dan Ketua Presidium JADI Sulut, Johnny A. A. Suak.
Ketua Bawaslu Minut, Rocky Ambar dalam sambutannya mengatakan, Bawaslu adalah sahabat masyarakat sehingga dalam menjalankan peran pengawasan, diperlukan sinergitas semua elemen masyarakat baik itu Jurnalis, LSM, Ormas, Tokoh Agama maupun Tokoh Adat.
“Itulah sebabnya kami mengundang saudara-saudara sekalian pada kegiatan hari ini,” kata Rocky.
Menurutnya, sesuatu yang mustahil menciptakan Pilkada berkualitas ketika dalam peran pengawasan tidak semua elemen masyarakat terlibat.
Sementara itu, Komisioner Bawaslu Minut Waldi Mokodompit, kembali mengajak semua yang hadir untuk bersinergi dengan Bawaslu dalam mengawal serta memantau semua tahapan Pilkada yang dilaksanakan oleh KPU.
“Kami akui jika dari sisi kuantitas, jumlah personil Bawaslu sangatlah terbatas, sehingga dukungan saudara sekalian sangat diperlukan,” ujarnya sembari meminta pers untuk ambil peran mengedukasi masyarakat sehingga boleh turut serta mengawal setiap proses menuju pesta demokrasi.
Ketua PWI Sulut, Vocke Lontaan, mengingatkan soal peran Pers dalam menopang keterlibatan masyarakat dalam mengawal Pilkada Serentak 27 November 2024 mendatang.
“Media massa memiliki peran strategis dalam menghadirkan Pilkada yang berkualitas, maka dari itu karya yang disajikan ke masyarakat haruslah bersifat ajakan, motivasi serta konstruktif. Jangan sebaliknya, bikin kegaduhan atau bahkan memecah belah masyarakat,” pesannya.
Ketua PWI Sulut, mengingatkan soal peran Pers dalam menopang keterlibatan masyarakat dalam mengawal Pilkada Serentak 27 November 2024 mendatang.
“Media massa memiliki peran strategis dalam menghadirkan Pilkada yang berkualitas, maka dari itu karya yang disajikan ke masyarakat haruslah bersifat ajakan, motivasi serta konstruktif. Jangan sebaliknya, bikin kegaduhan atau bahkan memecah belah masyarakat,” pesannya.
Ketua Presidium JADI Sulut, Johnny A. A. Suak, meminta Bawaslu menyiapkan reward (baca: penghargaan) kepada orang-orang yang melapor terkait indikasi adanya pelanggaran Pemilu.
“Rasanya sulit mengharapkan keterlibatan masyarakat dalam mengawal serta mengawasi jalannya tahapan Pilkada jika tidak ada reward yang diberikan,” ujarnya.
Menurutnya, makin ke sini masyarakat jadi makin enggan melapor adanya kecurangan di Pilkada.
“Nah, harusnya ini dicarikan formula bagaimana supaya masyarakat tidak bermasa bodoh. Karena bagaimana pun juga, pengawasan partisipatif memerlukan peran serta masyarakat,” tuturnya sembari menyentil pola yang dibuat KPK yakni memberi 3 persen dari uang negara yang berhasil diselamatkan sebagai apresiasi kepada pihak-pihak yang memberi informasi soal dugaan korupsi.
Kepala Kesbangpol Sulut, Ferry J Sangian, memberikan materi soal perbedaan karakter pemilih dahulu dengan hari ini.
“Kalau dulu memilih pemimpin pakai komitmen hati, namun sekarang sudah tidak demikian. Politik uang telah merusak tatanan itu,” kata Sangian.
Itulah sebabnya ia menyebutkan jika kehadiran Bawaslu jadi sangat sentral dan diharapkan mampu mengembalikan sikap politik masyarakat yang kini sudah banyak dipengaruhi oleh “fajar” (uang).
Resaksi